Rabu, 14 Maret 2012

Asi Nutrisi Esensial Membentuk Anak Sehat & Cerdas


# Asi Nutrisi Esensial Membentuk Anak Sehat dan Cerdas #
ANAK sehat dan cerdas merupakan dambaan setiap orangtua. Setiap doa dan harapan yang muncul adalah semoga anak dapat lahir dengan sehat dan tumbuh menjadi anak yang cerdas, yang kelak akan berguna bagi keluarga, bangsa dan negara. Periode emas untuk pertumbuhan dan perkembangan otak dimulai sejak bayi dalam kandungan sampai berumur 2 tahun. Dalam periode ini sel-sel otak berkembang dengan cepat sekali, setelah masa ini proses akan berjalan melambat. Karena waktu yang sangat terbatas ini, sebaiknya orangtua memanfaatkan sebaik mungkin dengan memberikan nutrisi yang baik dan memberikan stimulasi-stimulasi yang akan mendukung perkembangan otak bayi.

Selama periode emas perkembangan otak, dibutuhkan asupan gizi berupa makronutrien dan mikronutrien yang seimbang. Dengan pemberian nutrisi yang lengkap dan seimbang, semakin banyak jumlah sel-sel otak bayi serta semakin bagus fungsi sinaps antara sel-sel otak. Sistem pencernaan bayi belum berkembang dengan sempurna sehingga tidak semua makanan dapat dicerna dengan baik. Para pakar sepakat bahwa makanan paling baik bagi bayi baru lahir adalah air susu ibu (ASI). Berbagai penelitian di seluruh dunia dalam 2 dekade terakhir semakin memperlihatkan bahwa ASI adalah nutrisi yang terbaik dan terlengkap untuk pertumbuhan bayi dimana ASI mengandung komposisi lemak, karbohidrat, protein dan air dalam jumlah yang tepat untuk pencernaan, perkembangan otak, dan pertumbuhan bayi.

Memberikan ASI dapat memberikan keuntungan bagi bayi dan ibu. Keuntungan bagi bayi: ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi dengan komposisi nutrisi yang sesuai perkembangan bayi sehat, jumlah dan komposisi ASI berbeda dari hari ke hari menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi, nutrisi yang terkandung dalam ASI sangat mudah diserap oleh bayi, ASI kaya akan antibodi yang membantu tubuh bayi untuk melawan infeksi dan penyakit lain. Kandungan ASI akan melengkapi sistem pertahanan bayi yang belum sepenuhnya matang, hal tersebut tidak didapatkan pada bayi yang mendapat susu sapi. Selain itu ASI keluar langsung dari payudara sehingga selalu steril dan tidak pernah terkontaminasi oleh air dan botol tercemar yang dapat menyebabkan penyakit. ASI dapat mencegah karies gigi karena mengandung mineral selenium, ASI mengandung AA dan DHA yang dapat menunjang kecerdasan bayi. Beberapa penelitian tentang efek menyusui terhadap IQ bayi menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI mempunyai nilai IQ yang lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula. Makin lama bayi menyusu, makin besar efek positif pada

IQ bayi.

Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi. Sementara itu keuntungan untuk ibu memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim yang berarti akan mengurangi risiko perdarahan dan membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil, proses menyusui membantu penurunan berat badan lebih cepat, beberapa ahli menyatakan dengan menyusui akan menurunkan risiko terjadinya kanker payudara pada wanita. Menyusui juga memberikan keuntungan secara ekonomis karena ibu tidak perlu membeli susu formula, tidak perlu mensterilkan botol susu, juga lebih praktis karena ibu tidak perlu menakar dan mencampur susu terlebih dahulu.

WHO, organisasi kesehatan dunia merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir. Pemberian ASI eksklusif secara harafiah berarti memberikan hanya ASI saja sampai bayi berumur enam bulan. Kemudian pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia dua tahun dengan ditambahkan makanan pendamping ASI. ASI dapat mencukupi kebutuhan bayi selama 6 bulan pertama kehidupan baik dari segi kecukupan energi, nutrisi, maupun jumlah cairan yang dibutuhkan bayi. Dengan efek tambahan berupa meningkatkan kekebalan tubuh bayi terhadap penyakit, mempercepat pemulihan bila sakit dan dapat membantu menjarangkan kelahiran. Pada enam bulan pertama pemberian air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, jus, dan makanan lain secara umum tidak dibutuhkan oleh bayi. Bahkan pemberian cairan selain ASI pada 6 bulan pertama berisiko memasukkan kuman bila air atau botol yang dipakai terkontaminasi bakteri. Makanan padat baru dapat diperkenalkan saat bayi berusia enam bulan untuk melengkapi nutrisi ASI.

Memberikan ASI eksklusif merupakan tantangan tersendiri pada zaman sekarang. Mengingat begitu pentingnya pemberian ASI eksklusif, pemerintah mengeluarkan PP ASI yang mengatur mengenai kewajiban kantor untuk menyediakan ruangan menyusui dan kewajiban manajer memberikan kelonggaran bagi karyawan perempuan untuk menyusui. Berikut dijabarkan cara tepat menyusui. Ibu mulai menyusui segera setelah melahirkan, hal ini akan melatih bayi untuk mengenal pola menghisap yang baik dan akan merangsang produksi ASI oleh tubuh ibu. Posisi yang benar saat menyusui adalah mulut bayi harus terbuka lebar kemudian puting diletakkan sejauh mungkin dalam mulut bayi, pastikan bibir dan gusi bayi berada di sekitar areola bukan pada puting. Posisi yang benar saat menyusui akan meminimalkan kemungkinan luka pada ibu. Bayi yang baru lahir perlu lebih sering disusui, bila bayi memperlihatkan tanda lapar atau paling tidak setiap 2 jam bayi sebaiknya disusui. Bayi disusui sampai puas, biasanya sekitar 10 - 15 menit. Sedangkan pada minggu-minggu awal setelah lahir, bayi harus dibangunkan setiap 4 jam untuk menyusui. Pada hari ketiga ASI yang diproduksi seringkali sangat banyak, tidak sebanding dengan kebutuhan bayi sehingga akan menyebabkan payudara ibu membengkak dan terasa nyeri untuk beberapa hari. Untuk mengurangi hal ini ibu harus menyusui bayinya sesering mungkin sampai tubuh akan menyesuaikan diri dan menghasilkan ASI sesuai kebutuhan bayi. Ibu juga dapat mengeluarkan sebagian ASI dengan cara manual atau dengan pompa ASI. Selain itu keberhasilan memberikan ASI juga dipengaruhi emosi dari ibu. Perasaan depresi, marah dan nyeri dapat menghambat produksi air susu.

Ibu disarankan untuk melihat tanda-tanda yang menunjukkan bayi mendapat ASI yang cukup sesuai kebutuhannya. Tanda-tanda ini bisa dilihat dari paling sedikit 6 popok basah per hari dan 2 tinja lembek dan berwarna kekuningan per hari, berat badan bertambah setelah usia 1 minggu, air kencing berwarna kuning muda, bayi tidur dengan nyenyak serta tampak aktif dan sehat saat bangun.

* dr. Ivan Simanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar