#
Kenali Demam Tifoid pada
Anak-anak #
DEMAM tifoid adalah penyakit infeksi akut
disebabkan oleh bakteri Salmonella typhii, terdapat pada saluran pencernaan
dengan gejala demam, gangguan saluran pencernaan, dan dapat disertai dengan
gangguan kesadaran.
Salmonella typhii merupakan jenis bakteri golongan basil gram negatif pada
saluran pencernaan. Basil diserap di usus halus dan melalui pembuluh limfe
masuk ke peredaran darah sampai organ-organ, seperti hati dan limpa. Kemudian
menyebar ke seluruh tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus,
menimbulkan tukak pada mukosa. Tukak dapat mengakibatkan perdarahan dan
perforasi usus.
Gejala Klinis
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan
penderita dewas. Masa inkubasi rata-rata 10-20 hari. Selama masa ini, ditemukan
gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing,
dan tidak bersemangat. Kemudian gejala klinis yaitu demam, gangguan pencernaan
hingga penurunan kesadaran.
Demam.
Demam merupakan
gejala utama demam tifoid. Awalnya, demam hanya samar-samar saja, selanjutnya
turun naik yakni pada pagi lebih rendah, sementara sore dan malam lebih tinggi.
Demam dapat mencapai 39-40 derajat Celsius. Pada minggu ke-2 intensitas demam
makin tinggi. Bila pasien membaik, maka pada minggu ke-3 suhu tubuh berangsur
turun dan normal kembali pada akhir minggu ke-3. Tidak selalu ada bentuk demam
yang khas pada demam tifoid. Tipe demam menjadi tidak beraturan, mungkin karena
intervensi pengobatan atau komplikasi yang dapat terjadi lebih awal. Pada anak
khususnya balita, demam tinggi dapat menimbulkan kejang.
Gangguan
pada saluran pencernaan.
Pada mulut terdapat
napas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-pecah. Lidah ditutupi selaput
putih kotor, ujung dan tepinya kemerahan. Penderita sering mengeluh nyeri
perut, terutama nyeri uluhati disertai mual muntah serta diare ataupun
konstipasi. Pada pemeriksaan ditemukan perut kembung, hati dan limpa membesar
disertai nyeri pada perabaan.
Gangguan
kesadaran.
Umumnya terdapat penurunan kesadaran ringan. Bila gejala
klinis berat, tak jarang penderita sampai koma.
Di samping gejala-gejala tersebut, dapat pula ditemukan gejala lain
seperti roseola, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam ditemukan
dalam minggu pertama demam kapiler kulit pada punggung dan anggota gerak yang
biasanya. Kadang-kadang ditemukan penurunan denyut jantung pada anak
yang lebih besar dan mungkin pula ditemukan perdarahan hidung.
Komplikasi dapat terjadi pada usus halus maupun di luar usus halus. Pada usus
halus dapat terjadi perdarahan usus, gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang
hebat, dinding abdomen tegang dan nyeri pada tekanan. Komplikasi di luar usus
terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis yaitu meningitis,
kolesistitis, ensefalopati dan lain-lain. Dehidrasi dan asidosis dapat timbul
akibat masukan makanan yang kurang dan perspirasi akibat suhu yang tinggi.
Diagnosis
penyakit ini adalah melalui gejala-gejala klinis yang terjadi serta
pemeriksaan fisik dari dokter. Pemeriksaan yang berguna untuk menyokong
diagnosis meliputi pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan sumsum tulang, biakan empedu
dan pemeriksaan Widal.
Pengobatan
Pemberian antibiotika yang spesifik untuk kuman mutlak diberikan. Selain itu
penderita harus istirahat selama demam hingga rawat inap. Makanan harus
mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein, bahan makanan tidak boleh
mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas,
susu 2 kali satu gelas sehari perlu diberikan. Bila anak sadar dan nafsu makan
baik, maka dapat diberikan makanan lunak.
Umumnya demam tifoid pada anak tidak membahayakan asal penderita cepat berobat.
Kematian pada anak yang dirawat hanya 6%. Prognosis menjadi kurang baik bila
terdapat gejala klinis yang berat seperti panas tinggi (hiperpireksia),
kesadaran sangat menurun serta komplikasi baik di saluran cerna maupun diluar
saluran cerna.
* dr. Manik Trisna Arysanti, S.Ked.